Lanjut ke konten

Indonesia & Piala Asia; Sebuah Kilas Balik

Juli 16, 2007

Indonesia sudah melewati ujian pertamanya menghadapi Bahrain. Pertandingan minggu lalu mengulang pertandingan pertama tahun 2004 lalu ketika Indonesia menang 2-0 atas Qatar. Kemenangan itu membuat Phillipe Trousierre yang legendaris itu harus lengser dari jabatannya.

Namun pada pertandingan kedua, sejarah seperti berulang. Meski memberi perlawanan gagah berani dan telah mengeluarkan seluruh kemampuan dan semangat juang, para pemain Indonesia harus kalah oleh gol di detik-detik terakhir masa injury time. Indonesia menyerah 1-2 dari Arab Saudi, juara Asia tiga kali dan pelanggan tetap Piala Dunia. Jujur saya, rasa sakit itu seperti sampai menusuk di ulu hati.

Namun rasa sedih itu harus dibuang jauh-jauh. Peluang masih ada, Rabu lusa, Indonesia akan berhadapan dengan raksasa Asia lainnya, Korea. Bagi Korea ini juga pertaruhan hidup mati setelah semalam secara mengejutkan mereka ditekuk Bahrain 2-1. Meski kecil, kita semua pantas berharap dan harus terus memompa semangat Syamsul Bachri Chaeruddin dan kawan-kawan.

Insya Allah, saat menghadapi Korea hari Rabu lusa, saya akan datang ke GBK Senayan. Tiket sudah di dapat, izin cuti dari kantorpun telah keluar. Mari kawan, kita rapatkan barisan memberi dukungan bagi para pemain kita.

Nah, sebagai kilas balik, berikut, kilas balik perjalanan Indonesia di Piala Asia, yang saya dapat dari berbagai referensi;

1996
Setelah sukses melalui babak penyisihan dengan menyingkirkan Malaysia dan mengalahkan India 7-1, utk pertama kalinya dalam sejarah…timnas Indonesia yg dipimpin mantan pelatih runner up liga Indonesia Petrokimia Putra Andi M. Teguh, berhasil lolos ke putaran final piala asia yg saat itu diselenggarakan di Uni Emirat Arab. Menyusul wafatnya Andi Teguh secara mendadak timnas Indonesia kemudian diambil alih oleh Danurwindo yang menjadi pelatih saat putaran final Asian Cup di bulan Desember.

Di pertandingan pertama tim asuhan Danurwindo ini yg dimotori sebagian besar mantan pemain-pemain PSSI Primavera ditantang oleh tim kuat Kuwait. Indonesia menurunkan Kurnia Sandy dibawah mistar, Aples Tecuari dan Sudirman sbg bek tengah dan Agung Setyabudi serta Yeyen Tumena di kanan dan kiri pertahanan. Di midfield kita menurunkan Chris Yarangga, Marzuki Badriawan, Bima Sakti dan Supriono…sementara didepan dipercayakan pada bomber Widodo C Putro dan pemain terbaik Liga Indonesia musim sebelumnya, Ronny Wabia.

Sebagai underdog saat itu, Indonesia secara mengejutkan unggul 2-0 dibabak pertama lewat gol salto kelas dunia Widodo dan tendangan voli spektakuler Ronny Wabia. Sayang keunggulan ini gagal dipertahankan dan Indonesia hrs puas dgn skor 2-2. Kekalahan ini juga disebabkan keluarnya kiper utama Kurnia Sandy yang pingsan akibat benturan keras dengan striker Kuwait dan memaksa Indonesia memasukkan kiper cadangan Hendro Kartiko yang terlihat gugup ketika memasuki lapangan.

Dipertandingan kedua timnas dijajal oleh raksasa asia Korsel. Indonesia menurunkan kiper keduanya Hendro Kartiko serta mencoba Suwandi HS di barisan belakang. Setelah ketinggalan 4-0, Indonesia kemudian berhasil memperkecil skor menjadi 4-2 lewat gol2 Widodo dan Wabia. Pertandingan terakhir melawan UEA berakhir dgn skor 2-0 bagi tuan rumah. Indonesia menjadi juru kunci grup dgn 1 poin.

Akan tetapi event ini akan selalu dikenang Indonesia karena gol spektakuler Widodo ke gawang Kuwait terpilih sbg AFC goal of the year.

2000
Indonesia lagi-lagi sukses lolos ke putaran final Asian Cup yg diselanggarakan di Lebanon setelah menyingkirkan Hongkong dan Kamboja. Dipertandingan pertama Indonesia kembali ditantang Kuwait. Mantan pelatih Persib Nandar Iskandar yang menjadi Pelatih Kepala memainkan pola 3-5-2 dgn menurunkan kiper Hendro Kartiko, 3 center backs Jet Donald La’ala, Nuralim dan Eko Purjianto serta wing backs Ismed Sofyan dan Aji Santoso. Uston Nawawi, Seto Nurdiantoro dan Bima Sakti Tukiman di tengah. Sementara dipercayakan pada Kurniawan Julianto dan striker eksentrik Rochi Poetiray.

Seperti Asian Cup sebelumnya, lagi-lagi Indonesia menahan Imbang Kuwait, kali ini dgn skor 0-0. Sayang, di pertandingan kedua Indonesia tidak berkutik melawan China dan dibantai 4-0. dipertandingan terakhir Korsel melengkapi penderitaan Indonesia dengan mengalahkan timnas 3-0, melalui hattrick pemain yg saat ini memperkuat Middlesbrough, Lee Dong Gook. Indonesia kembali jadi juru kunci dengan meraih 1 poin, ditambah dengan tidak dapat sekalipun membobol gawang lawan.

2004
Untuk ketiga kalinya berturut-turut Indonesia lolos ke putaran final Asian Cup setelah menyingkirkan Bhutan dan Yaman dibabak kualifikasi. Dipertandingan pertama Indonesia ditunggu oleh Qatar yang ditangani oleh Philippe Troussier yg sebelumnya sukses membawa Jepang menjadi juara Asian Cup 2000 dan lolos ke 16 besar World Cup 2002.

Pelatih Ivan Kolev tetap menggunakan pola 3-5-2 dgn menurunkan kiper Hendro Kartiko, 3 center back Harry Syahputra, Firmansyah dan Warsidi serta 2 wing back Alex Pulalo dan kapten tim Agung Setyabudi. Ditengah Ponaryo Astaman dan Elie Aiboy ditemani oleh gelandang muda enerjik Syamsul Bachri Chaeruddin. Didepan dipercayakan pada duet striker maut Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas.

Secara mengejutkan Indonesia menumbangkan Qatar 2-0 melalui Budi dan tendangan geledek Ponaryo. Hasil ini sangat mengecewakan Qatar yg berbuntut dipecatnya pelatih Troussier. Ditambah dengan hasil pertandingan China & Bahrain yang berakhir seri, maka Indonesia memimpin grup di matchday 1.

Akan tetapi di pertandingan berikutnya, tuan rumah China yang diasuh legenda Belanda, Arie Haan, membantai Indonesia dengan skor telak 5-0. Di pertandingan ketiga Indonesia juga harus menyerah 1-3 dari Bahrain, dgn gol hiburan dicetak oleh Elie Aiboy. Indonesia berhasil menduduki peringkat ketiga grup, hasil terbaik yg dicapai sampai saat ini.

2 Komentar leave one →
  1. Juli 18, 2007 7:54 pm

    2007
    *berduka lagi mas*
    😦

  2. Juli 19, 2007 7:18 am

    Iya,
    suara saya serak. Sejarah terulang, kejutan di pertandingan pertama dan gagal lagi dipertandingan selanjutnya. Gak apa-apa,yang penting udah berusaha maksimal. Thanks to fans di Senayan yang gak henti bernyanyi…

Tinggalkan komentar